Tawuran Pelajar dan Mahasiswa
PENDAHULUAN
Tawuran saat ini sudah menjadi momok bagi
masyarakat. Perilaku tawuran bukan hanya mengakibatkan kerugian harta benda
atau korban cedera tapi sudah merenggut ratusan nyawa melayang sia-sia selama
sepuluh tahun terakhir. Dalam makalah ini penulis hanya mengkhususkan pada
tawuran antar pelajar dan mahasiswa.
Tawuran sudah menyeluruh, hampir
disetiap daerah, Sekolah, dan Universitas di Indonesia pasti pernah ada kasus
tawuran. Hebatnya lagi para pihak yang tawuran ini membawa senjata tajam untuk “berperang”
dengan tujuan yang tidak jelas. Terkadang tawuran ini tidak segera diketahui
oleh aparat kepolisian sehingga menyebabkan semakin banyak dampak kerusakan
bangunan maupun dampak fisik. Harusnya aparat kepolisian jika ada suatu
kerusuhan cepat tanggap dan cepat melakukan suatu tindakan untuk mencegah hal
itu terjadi, dan jika hal itu telah terjadi hendaknya cepat dihentikan,
diselesaikan dan diberi efek jera terhadap pihak pemicu atau provokator yang
melatarbelakngi tawuran itu . Agar tawuran tersebut tidak terulang lagi.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tawuran
1. Tawuran : Perkelahian beramai-ramai; perkelahian
massal: tiba-tiba terjadi - antara kedua kubu yang berselisih itu;
2. Tawuran atau Tubir adalah perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh
sekelompok atau suatu rumpun masyarakat..
3. “Tawuran”
dalam kamus bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi
banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar.
Sehingga dapat disimpulkan tawuran pelajar
yaitu perkelahian antar banyak orang yang tugas pelakunya adalah manusia yang
sedang belajar.
B.
Penyebab Tawuran
Ada dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1.
Faktor internal di sini adalah faktor yang berlangsung
melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi
miliu di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Perilaku merupakan reaksi
ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar, dan merasa
dirinya hebat.
2.
Faktor Eksternal
Ø Faktor Keluarga
a. Baik
buruknya rumah tangga atau berantakan dan tidaknya sebuah rumah tangga.
b. Perlindungan
lebih yang diberikan orang tua.
c. Penolakan
orang tua, ada pasangan suami istri yang tidak pernah bisa memikul tanggung
jawab sebagai ayah dan ibu.
d. pengaruh buruk dari orang tua, tingkah laku
kriminal dan tindakan asusila.
Ø Faktor
lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah
yang tidak menguntungkan bisa berupa bangunan sekolah yang tidak memenuhi
persyaratan, tanpa halaman bermain yang cukup luas, tanpa ruangan olah raga,
minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid di dalam kelas yang terlalu
banyak dan padat, ventilasi dan sanitasi yang buruk dan lain sebagainya.
Ø Faktor
Miliu/Lingkungan
Lingkungan sekitar yang tidak selalu baik
dan menguntungkan bagi pendidikan dan perkembangan remaja.
Ø Salah
seorang pengamat masalah hukum dan sosial menyebutkan degradasi etika dan
moralitas dalam kehidupan sosial menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
makin sering terjadi tawuran pelajar.
Menurut pengamat tersebut terdapat beberapa poin yang mengakibatkan
degradasi etika dan moralitas ini:
a.
Perubahan nilai-nilai dalam masyarakat begitu pesat
akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada benturan pada nilai-nilai
di masyarakat, nilai- nilai lama mulai memudar sedangkan nilai-nilai baru
sedang mencari bentuknya atau jati diri.
b.
Kaum remaja dalam mencari identitas diri mudah sekali
terpengaruh. Pengaruh ini macam-macam bentuknya. Seperti televisi yang sering
menayangkan adegan kekerasan, bahkan berita tawuran tanpa sensor yang
menunjukkan kebrutalan bisa menjadi contoh yang tidak baik. Lingkungan yang
kurang memadai juga bisa membawa dampak yang signifikan, seperti gaya anak muda
sekarang yang senang membentuk komunitas sediri seperti gank-gank-an, biar bisa
disebut anak gaul, macho, dsb.
c.
Kurikulum pendidikan cara belajar siswa aktif yang
membuat banyak remaja tidak mampu mengikutinya, sehingga menjadi frustasi dan
mencari sensasi diri.
d.
Nilai-nilai kebenaran dan hakikat hidup terkait budi
pekerti tidak lagi diajarkan secara aktif dan efektif. Padahal ini penting
sekali, nilai-nilai budi pekerti ditanmakan sejak dini. Nilai-nilai ini hanya
sebatas ilmu dan masih belum bisa diterapkan dalam perilaku.
e.
Hilangnya panutan dan idola bagi remaja. Maraknya dunia
hiburan saat ini juga membawa pengaruh. Remaja lebih senang mengidolakan artis,
atau band favoritnya daripada guru, atau orang tua.
C.
Dampak
Tawuran
1.
Akibat Bagi Pelajar
Perkelahian
dikalangan pelajar dan mahasiswa merupakan suatu tingkah laku yang tidak pantas
bagi seorang pelajar maupun mahasiswa dan tingkah laku itu merupakan
penyimpangan dari tingkah laku seorang pelajar apalagi seorang mahasiswa yang
harusnya lebih dewasa dan telah mengetahui dampak apa saja jika melakuka
tawuran. Perkelahian yang dilakukan secara massal dari kedua belah pihak yang
berlainan sekolah maupun universitas dan dalam perkelahian itu tidak hanya
menggunakan tangan kosong tetapi juga menggunakan senjata tajam dan benda
keras.
Melihat dari benda
atau alat yang digunakan dalam perkelahian itu maka sudah dapat diduga akibat
yang ditimbulkan dari perkelahian itu antara lain luka yang dialami salah satu
pelajar yang ikut serta dalam perkelahian antar pelajar tersebut. Selain itu
tawuran akhir-akhir ini juga menyebabkan korban jiwa
Sehubungan dengan
akibat yang ditimbulkan dari perkelahian antar pelajar menurut pasal 351 KUHP :
a.
Penganiayaan
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau
denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah
b.
Jika
perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat yang bersalah dikenakan pidana
penjara paling lama lima tahun
c.
Jika
perbuatan itu mengakibatkan matinya orang, maka yang bersalah dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun
d.
Dengan penganiayaan disamakan merusak
kesehatan orang dengan sengaja
2.
Akibat bagi keluarga
Dengan turut serta
anak-anak terlibat langsung dalam perkelahian antar pelajar yang kemudian
ternyata mendapatkan tindakan dari pihak kepolisian, pimpinan sekolah atau dari
masyarakat sekitarnya, maka akibatnya akan menimbulkan problema bagi keluarga
atau orang tuanya berupa : teguran dari pihak pimpinan sekolah dan warga
masyarakat sekitarnya serta peringatan dari pihak kepolisian.
3.
Akibat bagi sekolah
Jika perkelahian
antar pelajar itu ternyata akan membawa nama sekolah maupun universitas bahkan
terjadi di lingkungan sekolah maka akan membawa dampak negatif bagi sekolah
tersebut berupa :
a.
Kerugian
materiil yang mungkin timbul seperti rusaknya gedung sekolah atau universitas
maupun peralatan lain akibat dari pelemparan benda dari pihak lain.
b.
Kerugian
yang menyangkut nama baik sekolah dalam masyarakat maupun aparat keamanan,
yakni timbulnya kesan sekolah dan universitas urakan dan menjadi pengawasan
dari pihak yang berwajib.
4.
Akibat bagi masyarakat
Akibat yang
langsung dialami oleh masyarakat dari perkelahian antar pelajar itu adalah
terganggunya ketertiban dan keamanan di lingkungan sekitarnya. Kemudian apabila
frekuensi kenakalan remaja dan perkelahian antar pelajar dan mahasiswa demikian
tinggi maka tidak mustahil kondisi dan situasi lingkungan masyarakat yang rawan
yang memungkinkan timbulnya bibit baru remaja yang nakal.
Setelah diketahui
akibat yang ditimbulkan dari perkelahian antar pelajar dan mahasiswa maka perlu
segera ditanggulangi perkelahian itu oleh pihak sekolah, masyarakat maupun
aparat keamanan sebelum menimbulkan akibat yang lebih parah lagi.
D. Cara Mencegah Terjadinya Tawuran
1.
Dengan memandang masa remaja merupakan periode storm
and drang period (topan dan badai) dimana gejala emosi dan tekanan jiwa,
sehingga perilaku mereka mudah menyimpang. Maka pelajar sendiri perlu mengisi
waktu luangnya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, Seperti Mengikuti
kegiatan kursus, berolahraga, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, dll.
2.
Lingkungan keluarga juga dapat melakukan pencegahan
terjadinya tawuran, dengan cara:
a.
Mengasuh anak dengan baik.
Ø Penuh
kasih sayang
Ø Penanaman
displin yang baik
Ø Ajarkan
membedakan yang baik dan buruk
Ø Mengembangkan
kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab
Ø Mengembangkan
harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.
Ø Ciptakan
suasana yang hangat dan bersahabat: Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke
rumah.
b.
Meluangkan waktu untuk kebersamaan
Orang tua menjadi
contoh yang baik dengan tidak menunjukan perilaku agresif, seperti: memukul,
menghina dan mencemooh.
c.
Memperkuat
kehidupan beragama
Yang diutamakan
bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung
dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.
d.
Melakukan pembatasan dalam menonton adegan film yang
terdapat tindakan kekerasannya dan melakukan pemilahan permainan video game
yang cocok dengan usianya.
e.
Orang tua
menciptakan suasana demokratis dalam keluarga, sehingga anak memiliki keterampilan
social yang baik. Karena kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan sosial
akan menyebabkan ia sulit meyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sehingga
timbul rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku
normatif (misalnya, asosial ataupun anti-sosial).Bahkan lebih ekstrem biasa
menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal,
tindakan kekerasan, dsb.
3.
Sekolah juga memiliki peran dalam mengatasi pencegahan
tawuran, diantaranya :
a.
Menyelenggarakan kurikulum Pendidikan yang baik adalah
yang bias
Mengembangkan secara seimbang tiga potensi, yaitu berpikir, berestetika, dan berkeyakinan kepada Tuhan.
Mengembangkan secara seimbang tiga potensi, yaitu berpikir, berestetika, dan berkeyakinan kepada Tuhan.
b.
Pendirian suatu sekolah baru perlu dipersyaratkan
adanya ruang untuk kegiatan olahraga, karena tempat tersebut perlu untuk
penyaluran agresivitas remaja.
c.
Sekolah yang
siswanya terlibat tawuran perlu menjalin komunikasi dan koordinasi yang terpadu
untuk bersama-sama mengembangkan pola penanggulangan dan penanganan kasus. Ada
baiknya diadakan pertandingan atau acara kesenian bersama di antara
sekolah-sekolah yang secara “tradisional bermusuhan” itu.
4.
LSM dan Aparat Kepolisian
LSM disini dapat
melakukan kegiatan penyuluhan di sekolah-sekolah mengenai dampak dan upaya yang
perlu dilakukan agar dapat menanggulangi tawuran. Aparat kepolisian juga
memiliki andil dalam menngulangi tawuran dengan cara menempatkan petugas di
daerah rawan dan melakukan razia terhadap siswa yang membawa senjata tajam.
E.
A.
Kesimpulan
Tawuran adalah suatu perkelahian atau
tindak kekerasan yang melibatkan banyak orang . Kini tawuran antar pelajar
sangat marak diberbagai derah di Indonesia, hal ini dapat disebabkan oleh factor
internal dan factor eksternal. Dengan terjadinya tawuran itu tidak hanya
berdampak pada kerugian material saja namun juga berdampak pada nyawa seseorang
atau seseorang yang mati dengan sia-sia. Untuk mencegah terulangi tawuran lagi
hendaknya kita bersama dengan berbagai pihak melakukan pencegahan agar tawuran
tidak terjadi lagi. Karena dengan adanya kerjasama tersebut dapat mempermudah
mencegahnya.
B.
Saran
1.
Seorang remaja hendaknya dibekali ilmu moral baik yang
kuat dari sekolah maupun dari keluarga agar tidak ikut terlibat dalam hal
negative seperti tawuran tersebut.
2.
Hendaknya pihak berwajib melakukan operasi mendadak
secara terprogram di tempat-tempat tertentu yang dipandang rawan dan merupakan
sumber kerawanan sosial dan tawuran remaja/pelajar;
3.
Memberikan sangsi yang tegas dan jelas terhadap segala
pelanggaran norma dan tatatertib sekolah/kampus dan penyimpangan perilaku yang
memberi kontribusi tawuran pelajar secara pesuasif edukatif.
4.
Menghimbau kepada orang tua siswa untuk lebih
memperhatikan putraputrinya terutama yang sedang menginjak remaja dan dewasa
dalam tingkah lakunya sehari-hari dan bekerjasama dengan pihak sekolah, apabila
terdapat hal-hal yang luar biasa;
DAFTAR
PUSTAKA
http://metropolitan.inilah.com