Minggu, 22 Juli 2012

Teori Clark Leonard Hull

TEORI CLARK LEONARD HULL


PENDAHULUAN

Fokus utama dalam dunia pendidikan adalah manusia dalam hal ini adalah peserta didik karena dengan adanya pendidikan peserta didik didorong untuk terlibat dalam proses mengubah kehidupannya kearah yang lebih baik, mengembangkan kepercayaan diri sendiri, mengembangkan rasa ingin tahu, serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimilikinya, sehingga dapat berfungsi untuk peningkatan kualitas hidup pribadi dan masyarakat.
 Salah satu tujuan dari proses belajar mengajar adalah adanya perubahan tingkah laku baik aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif), maupun aspek psikomotorik. Salah satu perubahan aspek kognitif mahasiswa dapat dilihat dari indeks prestasi yang diperoleh. Indeks prestasi dijadikan sebagai tolak ukur penguasaan akademik mahasiswa. Semakin baik penguasaan akademik mahasiswa maka prestasi yang diperoleh pun akan baik pula. Pencapaian prestasi akademik mahasiswa dipengaruhi oleh faktor baik faktor dari dalam diri mahasiswa (faktor internal) maupun faktor dari luar diri mahasiswa (faktor eksternal).

A.      KONSEP DAN TEORI BELAJAR CLARK L. HULL
Tokoh Clark L. Hull (1804-1952) seorang guru besar di Universitas Yale USA, menyistematisir teori-teori belajar yang sebelumnya menjadi suatu unit teori dengan memegang kebaikan-kebaikan teori sebelunmya dan mengatasi kelemahan-kelemahannya. Teorinya mendasarkan pada tingkah laku yang diselidiki dengan hubungan perkuatan S-R. Metodanya sistematik, deduktif, dan dapat dites atau dapat diuji. Persamaaan-persamaan teorinya dengan teori sebelumnya adalah sebagai berikut :
Ø Berdasarkan asosiasi S-R
Ø Berdasarkan cara melangsungkan hidup
Ø Berdasarkan kebutuhan biologis dan pemenuhannya
Ø Orientasinya kepada teori Pavlov
Beberapa definisi yang dikembangkan dalam teori Hull:
a.    Kebutuhan (need) adalah keadaan organisme menyimpang (kekeurangan) dari kondisi biologis optimum pada umumnya yang bertujuan untuk melangsungkan (meneruskan) hidupnya. Jika kebutuhan itu timbul, maka organisme bertindak untuk memenuhi kebutuhan tadi (mereduksi kebutuhan). Oleh karena itu, sering teori belajarnya disebut teori reduksi kebutuhan (need-reduction theory).
b.    Dorongan (drive, semacam kondisi kekosongan ganda organisme sehingga mendorong untuk berbuat. Misalnya dorongan makan, minum, seks, dan sebagainya. Istilah lainnya adalah moti. (Ada kalanya orang ,merasa lapar namun tidak ada dorongan untuk makan).
c.    Perkuatan (reinforcement), adalah hadiah, sesuatu yang dapat memperkuat hubungan S-R, dan respon terhadap stimulus tersebut dapat mengurangi ketegangan kebutuhan.

Jika kita mengamati tingkah laku hewan, atau kita dapati bahwa sebagian tingkah laku hewan (sebagi R) merupakan usaha untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan biologis. Umpamanya lembu yang lapar tentulah reaksinya adalah mencari rumput dan makan rumout yang ditemuinya. Karena lembu makan rumput tadi, maka kebutuhan makan menjadi berkurang karena menjadi kenyang. Kedudukan rumput dalam dalam hal tingkah laku lembu tadi sebagi perkuatan atau reinforcement dan menghasilkan respon yang dipelajari (walaupun dengan secara mudah). Jadi kebutuhan akan menyebabnya timbulnya tingkah laku dan tingkah laku khusus akan mereduksi kebutuhan secara berangsur-angsur dipelajari.
Memang tingkah laku pada hewan yang lebih rendah tingkatanya yang penting adalah tingkah laku yang tidak dipelajari. Tingkah laku yang tidak dipelajari diberi symbol SUR (S=stimulus; U = unlearned; R=respon). Stimulus an sich tidak akan menimbulkan respon. Stimulus yang mengenai syaraf sensoris (reseptor)dan kemudian timbul impuls yang masuk afferent (syarat gerak dan dapat mengaktifkan afekttorlahotot-otot, maskuler). Yang dapat menimbulkan R. Disini Hull membedakan S dengan symbol huruf besaryakni stimulus dari obyeknya. Symbol s dengan huruf kecil adalah stimulus dalam organisme, stimulus yang sudah berupa impuls. Jadi impuls adalah perangsang atau stimulus yang sudah ada dan bekerja dalam syaraf. Belajar akanmelibatkan S dan bukan s.
Selanjutnya mengenai R, Hull menbedakan tendensi untuk timbulnya R, dan r. Simbol R untuk respon yang Nampak, yang actual, dan r adalah presdiposisi respon yang masih dalam aktivitas syaraf (impuls yang sudah member energy pada syaraf efferent dan efektor). Atau r adalah respon yang masih ada dii dalam organism, jadi tak nampak, tetapi mempengaruhi tingkah laku (behavior). Kemudian Hull mengganti symbol hubungan S-R menjadi hubungan SHR. Huruf H menunjukkanm habit atau kebiasaan.

       Hull membedakan antara learning (belajar) dengan performance (tindakan). Tindakan dapat dipengaruhi oleh banyak hal, tetapi belajar hanya dipengaruhi oleh factor jumlah waktu, respon khusus terjadi karena kontigu dengan perkuatan(hadiah). Hull percya bahwa tingkah laku bersumber pada kebutuhan (need), yang merupakan tuntutan hidup. Reinforcement atau perkuatan adalah semacam hadiah yang merupakan suatu stimulus yang mampu mengubah kemungkinan R dan S tertentu yang disertakan (kontigu). Jika suatu R diperkuat, hal ini berarti diikuti oleh suatu jenis stimulus (misalnya diberi hadiah).

B.       POSTULAT YANG DIAJUKAN OLEH HULL
       Hull mengajukan enam belas postulat dalam cakupan enam hal yakni sebagia berikut:
1.         Tanda-tanda luar yang mendorong atau membimbing tingkah laku dan representasi neuralnya atau saraf.
       Postulat 1: Impuls saraf afferent dan bekas lanjutannya.
          Jika suatu perangsang mengenai reseptor, maka timbullah impuls saraf afferent dengan cepat mencapai puncak intensitasnya dan kemudian berkurang secara berangsur-angsur. Sesaat saraf afferent berisi impuls dan diteruskan kepada saraf sentral dala beberapa detik dan seterusnya timbul respon. S-R diubah menjadi S-s-R atau S-s-r-R. Simbol s adalah impuls atau stimulus trace dalam saraf sensoris, dan simbol r adalah impuls respon yang masih dalam saraf fferent.
       Postulat 2: Interaksi saraf afferent
          Impuls dalam suatu saraf afferent dapat diteruskan ke satu atau lebih saraf afferent lainnya. R timbul tidak hanya karena satu stimulus, tetapi lebih dari satu S yang lalu terjadi kombinasi berbagai stimulus. Rumusnya akan berubah menjadi S-r-R.
2.    Respon terhadap kebutuhan, hadiah dan kekuatan kebiasaan.
Postulat 3: Respon-respon bawaan terhadap kebutuhan (tingkah laku yang tidak dipelajari)
            Sejak lahir organisme mempunyai hierarki respon penentu kebutuhannya yang timbul karena ada rangsangan-rangsangandan dorongan. Respon terhadap kebutuhan tertentu bukan merupakan respon pilihan secara random, tetapi respon yang memang ditentukan oleh kebutuhannya, misalnya mata kena debu maka mata berkedip dan keluar air mata.
Postulat 4: Hadiah dan kekuatan kebiasaan; kontiguitas dan Reduksi Dorongan sebagai kondisi-kondisi untuk belajar.
     Kekuatan kebiasaan akan bertambah jika kegiatan-kegiatan reseptor dan efektor terjadi dalam persamaan waktu yang menyebabkan hubungan kontiguitif dengan hadiah pertama dan hadiah kedua. Simbol kekuatan kebiasaan adalah sHs.
3.    Stimulus pengganti (ekuaivalen)
     Postulat 5: Generalisasi (penyamarataan)
   Kekuatan kebiasaan yang efektif timbul karena stimulus lain daripada stimulus pertama yang menjadi persyaratan bergantung kepada penindakan stimulus kedua dari yang pertama dalam kesatuan yang terus menerus dari ambang perbedaan, dengan kata lain yang ingin dibentuk merupakan hasil rata-rata persyaratan stimulus berikutnya.
4.    Dorongan-dorongan sebagai akitivator respon.
     Postulat 6: Stimulus dorongan
          Hubungan dengan tiap-tiap dorongan adalah stimulus dorongan karakteristik yang intensitasnya meningkat dengan kekuatan dorongan.
     Postulat 7: Potensi reaksi yang ditimbulkan oleh dorongan .
            Kekuatan kebiasaan disintesiskan kedalam potensi reaksi dengan dorongan-dorongan primer yang timbul pada saat tertentu.
5.    Faktor-faktor yang melawan respon-respon
          Postulat 8: Pengekangan reaksi
            Timbulnya suatu reaksi menyebabkan pengekangan reaksi yang lain. Suatu kejemuan untuk mengulangi respon. Pengekangan reaksi adalah penghamburan waktu yang spontan.
     Postulat 9: Pengekangan yang dikondisikan (diisyaratkan)
            Stimuli yang dihubungkan dengan penghentian respon menjadi pengekangan yang dikondisikan.
     Postulat 10: Osilasi pengekangan
            Potensial pengekangan dihubungkan dengan potensial reaksi yang bergoyang terus menerus pada waktu itu.
6.    Bangkitnya respon.
     Postulat 11: Reaksi ambang perangsang
            Potensi reaksi efektif yang momentum harus melampaui reaksi ambang perangsang sebelum stimulus membangkitkan reaksi.
     Postulat 12: Kemungkinan reaksi diatas ambang perangsang.
   Kemungkinan respon adalah fungsi normal dari potensi reaksi efektif melampaui reaksi ambang perangsang.
     Postulat 13: Latensi (keadaan diam atau berhenti)
          Makin potensi reaksi efektif melampaui reaksi ambang perangsang makin pendek latensi respon, artinya respon makin cepat timbul.
     Postulat 14: Hambatan berhenti (ekstingsi)
            Makin besar potensi reaksi efektif, makin besar respon yang timbul tanpa perkuatan, sebelum berhenti atau ekstingsi.
     Postulat 15: Amplitudo respon (besarnya respon)
            Besarnya dorongan dilantari atau disebabkan oleh peningkatan kekuatan potensi efektif reaksi dalam sistem saraf otonom.
     Postulat 16: Respon-respon yang bertentangan
            Jika potensi-potensi reaksi kepada dua atau lebih respon-respon yang bertentangan terjadi dalam organisme pada waktu yang sama, maka hanya reaksi yang mempunyai potensi reaksi yang lebih besar akan terjadi responnya.
                                    Hull dengan mengajukan 16 postulat tersebut diatas bermaksud mempelajari terbentuknya tingkah laku secara sistematis dan matematis. Dia menggunakan symbol-simbol, dan rumus-rumus seperti dalam matematika. Terbentuknya tingkah laku yang dipelajari ditunjukkan secara diagramatis, sehingga merupakan suatu rangkaian yang berturut-turut. Symbol-simbol penting dan konsep-konsep yang dipakai adalah sebagia berikut :
Ø Reinforcement adalah perkuatan atau hadiah : Kekuatan kebiasaan (SHR) adalah hasil perkuatan hubungan-hubungan S-R sejajar dengan reduksi kebutuhan (postulat 3 dan 4).
Ø Generalization adalah generalisasi atau penyamarataan : Generalisasi kekuatan kebiasaan (S h R) bergabung dua unsure ialah perkuatan langsung hubungan S-R dan generalisasi dan hubungan S’ – R’ yang semacam (postulat 5).
Ø Motivation atau dorongan : reaksi potensial (S E R) bergantung kepada interaksi antara kekuatan kebiasaan da dorongan (postulat 6 dan 7).
Ø Inhibition atau pengekangan : reaksi potensial efektif (S e R) adalah reaksi potensial yang dikurangi oleh pengekangan reaksi dan pengekangan yang dikondisikan atau dipersyaratkan (postulat 8 dan 9).
Ø Oscilation atau osilasi : reaksi potensial efektif sementara (S eo R) adalah reaksi potensial efektif yang berubah sewaktu-waktu karena untuk pengekangan yang berubah-ubah terlibat di dalamnya (postulat 10).
Ø Response evocation atau bangkitnya respon : respon akan timbul jika reaksi potensial efektif (ambang perbedaan). Respon semacam itu dapat diukur sesuai dengan probabilitas reaksi, rintangan penghentian, atau besarnya respon (postulat 11-16).
Dari enam belas postulat yang menjadi inti adalah postulat nomor empat, yakni mengenai hadiah dan kekuatan kebiasaan. Jika suatu kegiatan efektor (r     R) dan kegiatan reseptor    (S    s) terjadi secara kontigu waktu dan hal ini secara tepat berhubungan dengan pengurangan kebutuhan (G) atau dengan suatu stimulus yang telah secara tetap berhubungan dengan kebutuhan, hasilnya akan tetap meningkatkan kepada suatu kecenderungan (SSHR) bagi impuls afferent untuk menimbulkan reaksi.
Peningkatan- peningkatan dari hadiah yang berturut-turut memuncak terbentuknya kombinasi kekuatan kebiasaan (SHR) yang bergantung kepada peningkatan hadiah (n). batas atas dari kurve belajar merupakan hasil dari :
1.    Pertumbuhan positif fungsi reduksi (pengurangan) besarnya kebutuhan yang termasuk primer, atau hadiah sebagai yang sekunder.
2.    Pertumbuhan negative fungsi penundaan (t) hadiah.
3.    (a) Pertumbuhan negative fungsi ketidaksinkronan (t’) dari Sef dan R jika keduanya sebentar adanya; atau (b) dalam hal aksi Sef yang terus-menerus pada reseptor bila mulai terjadi respon.
                        Jika ditarik esensi teori belajar pada analisis Hull adalah operasi dasra hadiah, pengaruh ulangan, dan gradasi hadiah. Untuk merumuskan kembali apa yang dimaksud diatas adalah sebagai berikut :
1)        Bahwa belajar bergantung kepada kontiguitas S dan R yang berhubungan dengan hadiah dalam arti pereduksi kebutuhan. Hal ini mirip dengan hukum efek dari Thorndike.
2)        Bahwa belajar digambarkan sebagai pertumbuhan fungsi sederhana, adalah berdasarkan asumsi bahwa peningkatan kekuatan kebiasaan dengan setiap hadiah adalah bagian tetap dari peningkatan sisa yang dipelajari. Sebab makin kecil yang harus dikuasai pada awal belajar dan makin kecil pada akhir belajar.
3)        Bahwa batas atas M asosiasi antara S dan R bergantung kepada besarnya hadiah dan hadiah yang tertunda.
            Hull mengemukakan ada tiga fungsi yang berbeda mengenai dorongan:
1)         Tanpa adanya suatu dorongan tidak akan ada perkuatan primer, sebab perkuatan primer akan menyebabkan penurunan cepat dari dorongan.
2)        Tanpa adanya dorongan tidak akan timbul respon, sebab dorongan akan mengaktivir kebiasaan dalam potensi reaksi. Hull berasumsi bahwa dorongan akan melipatgandakan kekuatan kebiasaan.
3)        Tanpa stimulus dorongan yang jelas, tidak akan terjadi regulasi kebiasaan dari kebutuhan pada organisme, maka tidak ada cara untuk mempelajari.

C.      TEORI BELAJAR HULL DAN BEBERAPA HAL MENGENAI TEORI BELAJAR HULL.
                 Dasar dari teori belajar Hull adalah teori belajar behavioristik. Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984: 252). Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi atau dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.
Prinsip-prinsip utama teori dari Hull sendiri adalah :
1)             Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun fungsi reinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied factor.
2)             Dalam mempelajari hubungan S-R yang diperlu dikaji adalah peranan dari intervening variable atau yang juga dikenal sebagai unsure O (organisme). Faktor O adalah kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan (inferred), efeknya dapat dilihat pada faktor R yang berupa output. Karena pandangan ini Hull dikritik karena bukan behaviorisme sejati.
3)             Proses belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis terjadi. Di sini tampak pengaruh teori Darwin yang mementingkan adaptasi biologis organisme.

Ø  Teori Belajar Hull
a.         Hypothetico-Deductive Theory
                                  Teori belajar ini dikembangkan Hull dengan menggunakan metode deduktif. Hull percaya bahwa pengembangan ilmu psikologi harus didasarkan pada teori dan tidak semata-mata berdasarkan fenomena individual atau secara induktif. Teori ini terdiri dari beberapa postulat yang menjelaskan pemikirannya tentang aktivitas otak, reinforcement, habit, reaksi potensial, dan lain sebagainya (Lundin, 1991, pp.193-195).
                                  Sumbangan utama Hull adalah pada ketajaman teorinya yang detil, ditunjang dengan hasil-hasil eksperimen yang cermat dan ekstensif. Akibatnya ide Hull banyak dirujuk oleh para ahli behavioristik lainnya dan dikembangkan. Namun walaupun demikian Hull juga mendapatkan banyak kritikan yang diberikan padanya, diantaranya sebagai berikut:
·      Teorinya dianggap terlalu kompleks dan sulit dimengerti. Dalam setiap penelitiannya Hull selalu mengembangkan sistem yang rumit dan sangat bergantung kepada matematika elaborasi.
·      Idenya tentang proses internal dianggap abstrak dan sulit dibuktikan melalui eksperimen empiris
·      Partikularistic, usaha untuk menggeneralisasi hasil eksperimen secara berlebihan.
Pada dasarnya, teori belajar Hull berpusat pada perlunya memperkuat suatu pengetahuan yang sudah ada. Perilaku individu yang dilihat dalam konteks homeostatic model selalu mencari keseimbangan dari "drive memaksa." Inti tingkat analisis psikologis adalah gagasan mengenai "variabel intervensi," yang dijelaskan sebagai "unobservable perilaku." Dengan demikian, dari perspektif yang murni perilaku Clark Hull dikembangkan John B. Watson 's yaitu rangsangan-respon (S-R) ke stimulus-organisme-respons (S-O -R), atau variabel campuran. Dari teori Clark Hull yang sistematis, dihasilkan banyak sekali penelitian.
b.         Matematiko_Deduktif Hull
   Teori belajar ini merupakan satu perlakuan sistematis dari belajar berdasarkan teori pengkondisian klasik dan dinyatakan dalam bentuk postulat-postulat deduktif dan akibat-akibatnya yang bersifat wajar. Hukum asasi dari perolehan kemahiran beranggapan bahwa kekuatan kebiasaan itu dibangun secara beransur-angsur dalam bentuk tambahan atau kenaikan-kenaikan kebiasaan, lewat penguatan yang berdekatan dari unit-unit S-R atau stimulus-respon.
   Kekuatan kebiasaaan itu bisa dibuat peka kedalam bentuk daya guna atau prestasi oleh dorongan-dorongan (drives). Apabila tidak terdapat unsur dorongan, prestasi akan menurun sampai angka nol. Bila tidak ada kekuatan kebiasaan, prestasi juga akan menurun sampai titik nol karena dorongan dan kekuatan kebiasaaan itu saling berhubugnan dalan satu fungsi yang multiplikatif (fungsi perkalian). Oleh karena semua teori-teori yang berdasarkan prinsip-prinsip pengkondisian ternyata benar, maka Hull menggunakan teori pemunahan dan penghambatan, agar bisa menerangkan dan menghitung masalah penyusutan reaksi. Pemunahan jelas disebabkan oleh pengulangan tanpa upaya penguatan pada reaksi-rekasi. Perangsang yang berasosiasi dekat dengan satu reaksi yang mengalami proses pemunahan atau pemadaman, akan mampu menghambat munculnya reaksi tersebut. Peristiwa lupa akan material verbal atau hal-hal lisan, diduga merupakan satu kemunduran atau kerusakan fungsi sepanjang perjalanan waktu.
   Untuk mengukur jalannya proses belajar, Hull mengemukakan beberapa kemungkinan diantaranya:
1)        Latensi (keterpendaman, tersembunyi, belum kelihatan) reaksi, atau kecepatan dengan mana satu reaksi muncul mengikuti penyajian perangsangnya.
2)        Kemungkinan reaksi.
3)        Jumlah ulangan-ulangan yang diperlukan untuk bisa mengakibatkan pemunahan.
               Dalam statemen awal teori Hull ditekankan masalah dorongan dan penguatan primer. Dalan revisi teorinya lebih lanjut dia memberikan lebih banyak penekanan pada reduksi atau pengurangan perangsang dorongan dan penguatan sekunder. Teorinya juga diperluas untuk menerangkan belajar secara diskriminatif (mampu membedakan) dan tingkah laku memecahkan masalah.
               Dari semua teori-teori pengkondisian, teori Hull terbukti merupakan salah satu teori yang paling provokatif dengan riset-risetnya, khususnya dalam penyelidikan mengenai peranan penguatan didalam penegakan reaksi-reaksi bersyarat atau reaksi terkondisikan. Hull juga diakui sebagai salah seorang ahli teori paling awal yang berusaha merumuskan teori belajar secara kuantitatif sekali.
               Dua hal yang sangat penting dalam proses belajar dari hull ialah adanya incentive motivation (motivasi intensif) dan drive stimulus reduction (pengurangan stimulus pendorong). Kecepatan berespon berubah  bila besarnya hadiah (revaro) berubah.
               Penggunaan praktis teori belajar dari hull ini untuk kegiatan dalam kelas, adalah sebagi berikut:
·           Teori belajar didasarkan pada drive – reduction atau drive stimulus reduction.
·           Intruksional obyektif harus dirumuskan secara spesifik dan jelas.
·           Ruangan kelas harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terjadinya proses belajar.
·           Pelajaran harus dimulai dari yang sederhana/mudah menuju kepada yang lebih komples/sulit.
·           Kecemasan harus ditimbulkan untuk mendorong kemauan belajar.
·           Latihan harus didistribusikan dengan hati-hati supaya tidak terjadi inhibisi. Dengan perkataan lain, kelelahan tidak boleh mengganggu belajar.
·           Urutan mata pelajaran diatur sedemikian sehingga mata pelajaran yang terdahulu tidak menghambat tetapi justru harus menjadi perangsang yang mendorong belajar pada mata pelajaran berikutnya.
D.      SUMBANGAN TEORI HULL
              Dalam teorinya Hull memasukkan kebutuhan-kebutuhan organisme dalam proses belajar. Oleh karenanya teori belajarnya disebut teori reduksi dorongan. Sebab dorongan menimbulkan kebutuhan dan ketegangan dalam organisme berusaha untuk meredakan atau mereduksi, mengurangi ketegangan tadi dengan berbuat sesuatu.
          Hull menekankan kebutuhan-kebutuhan dalam proses belajar. Semua kebutuhan pada anak-anak dapat diorganisir dan dapat dimasukkan dalam kurikulum pendidikan, sehingga belajar akan lebih berarti jika dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan anak-anak. Di sini dapat dipasang perangkat hadiah ataupun hukuman untuk mengktivir belajar. Hadiah dan hukuman dapat di pandang pereduksi tegangan kebutuhan. Dengan demikian teori belajarnya dapat disebut juga teori hadiah.
          Jasa lain dari Hull yaitu bahwa proses belajar mulai dikuantifikasikan, yaitu dapat dirumuskan secara matematik.
Dua hal yang sangat penting dalam proses belajar dari hull ialah adanya incentive motivation (motivasi intensif) dan drive stimulus reduction (pengurangan stimulus pendorong). Kecepatan berespon berubah  bila besarnya hadiah (revaro) berubah.
Penggunaan praktis teori belajar dari Hull ini untuk kegiatan dalam kelas, adalah sebagi berikut:
·         Teori belajar didasarkan pada drive – reduction atau drive stimulus reduction.
·         Intruksional obyektif harus dirumuskan secara spesifik dan jelas
·         Ruangan kelas harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terjadinya proses belajar
·         Pelajaran harus dimulai dari yang sederhana/mudah menuju kepada yang lebih komples/sulit
·         Kecemasan harus ditimbulkan untuk mendorong kemauan belajar
·         Latihan harus didistribusikan dengan hati-hati supaya tidak terjadi inhibisi. Dengan perkataan lain, kelelahan tidak boleh mengganggu belajar
Urutan mata pelajaran diatur sedemikian sehingga mata pelajaran yang terdahulu tidak menghambat tetapi justru harus menjadi perangsang yang mendorong belajar pada mata pelajaran berikutnya

    Kesimpulan
Teori Clark L Hull mendasarkan pada tingkah laku yang diselidiki dengan hubungan perkuatan S-R. Metodanya sistematik, deduktif, dan dapat dites atau dapat diuji.
Jika ditarik esensi teori belajar pada analisis Hull adalah operasi dasar hadiah, pengaruh ulangan, dan gradasi hadiah.
1.         Jadi belajar bergantung kepada kontiguitas S dan R yang berhubungan dengan hadiah dalam arti pereduksi kebutuhan.
2.         Belajar digambarkan sebagai pertumbuhan fungsi sederhana, adalah berdasarkan asumsi bahwa peningkatan kekuatan kebiasaan dengan setiap hadiah adalah bagian tetap dari peningkatan sisa yang dipelajari. Sebab makin kecil yang harus dikuasai pada awal belajar dan makin kecil pada akhir belajar. Bahwa batas atas M asosiasi antara S dan R bergantung kepada besarnya hadiah dan hadiah yang tertunda.





DAFTAR PUSTAKA
Purwanto,M Ngalim.2002. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Suyono Dan Hariyanto.2011.Belajar Dan Pembelajaran.Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
Fuadyartanto,RBS.2002.Psikologi Pendidikan.yogyakarta:Global Pustaka Utama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tawuran Pelajar dan Mahasiswa

Tawuran Pelajar dan Mahasiswa PENDAHULUAN Tawuran saat ini sudah menjadi momok bagi masyarakat. Perilaku tawuran bukan hanya men...