Minggu, 22 Juli 2012

Pentingnya Orangtua untuk Memahami Gejolak Masa Remaja Sang Anak


Pentingnya Orangtua untuk Memahami
Gejolak Masa Remaja Sang Anak


PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pada saat seorang anak memasuki masa remaja atau masa pubertas, banyak sekali gejolak yang dialami oleh anak tersebut. Selain itu masa remaja juga rentan dengan berbagai permasalahan yang cukup kompleks dan pelik. Namun tidak banyak orangtua yang dapat memahami gejolak yang dialami oleh remaja dan orangtua juga belum cukup tahu banyak hal untuk menangani masa remaja sang anak. Tidak sedikit orangtua memandang remaja dengan penuh kecemasan, ketakutan dan kebingungan yang semua itu dapat menimbulkan kekacauan komunikasi diantara orangtua dan anak, sehingga hal itu dapat mengakibatkan sang anak semakin tidak dimengerti oleh orangtua, dan orangtua juga dapat kehilangan kesempatan untuk bisa berfungsi sebagai pendamping dan teladan bagi anak dalam menuju kedewasaan. Padahal hal itulah yang paling diharapkan oleh remaja dari orangtuanya.

PEMBAHASAN

1.      Masa remaja yaitu dimana seseorang tidak lagi dianggap sebagai kanak-kanak, tetapi belum juga dianggap sebagai orang dewasa. Dalam masa remaja ini anak mengalami berbagai gejolak, diantaranya yaitu :
a.       Gejolak dalam pembentukan identitas diri
Masa remaja begitu penting karena ia merupakan masa pencarian jati diri. Pada masa ini, setiap individu berusaha menemukan dan menanyakan “Identitas” dirinya (siapa saya). Membentuk dan membangun jati diri merupakan hal yang sulit dan penuh resiko. Remaja diusia ini harus belajar dan memilih ideologi yang benar dari berbagai ideologi yang disodorkannya. Orang-orang yang sukses dalam tahapan ini dan memiliki jati diri yang kuat akan siap menghadapi masa depannya dengan perasaannya yang tenang dan kepercayaan diri yang tinggi.
Masa remaja merupakan masa untuk mengenal diri dan mengenal Sang Pencipta. Karena dimasa remaja seseorang dapat mengarungi tangga kehidupan dengan mudah dan enerjik maka ia perlu berfikir sebelum bertindak dan bermusyawarah dengan orang penyayang dan berpandangan luas hingga ia tidak tergelincir dalam pencarian jati dirinya.
b.      Gejolak Kebangkitan Seksualitas
Masa remaja diawali oleh datangnya pubertas, yaitu proses bertahap yang mengubah kondisi fisik dan psikologis seorang anak menjadi seorang dewasa. Pada saat ini terjadi peningkatan dorongan seks sebagai akibat perubahan hormonal. Selain itu, karakteristik seks primer dan sekunder menjadi matang sehingga memampukan seseorang untuk bereproduksi. Mengenal dorongan seksual yang meningkat ini menjadikan seseorang remaja mulai belajar untuk mengetahui dan mencari informasi terkait seksualitas itu sendiri. Kemudian penyaluran hasrat yang dimilikinya juga menyertai proses belajar ini. Keingintahuan itu seringkali tersalurkan kepada hal-hal yang merugikan diri sendiri. Seperti akses pornografi melalui media. Karena teknologi telah berkembang pesat dan


zaman semakin maju. Sehingga generasi sekarang ini banyak orang yang menganggap bahwa seks adalah tindakan yang bebas dan alamiah.
c.       Gejolak untuk cenderung terpengaruh oleh obat bius
Ketika pada usia pubertas para remaja dihadapkan pada macam-macam kesulitan hidup dan konflik-konflik jiwani, maka hati pengecutnya mendorong mereka untuk melarikan diri dari setiap kesulitan hidup. Mereka mengambil jalan pintas dengan menggunakan ganja, morphine, dan bahan narkotika lainnya sebagai alat penenang bagi ketakutan dan kerisauan hatinya. Pada umumnya remaja seperti itu adalah anak-anak manja, yang tidak pernah dibiasakan menghadapi kesukaran hidup dan jiwanya sangat lemah.
Pada saat si pemakai ada dalam pengaruh obat bius, ia merasa nyaman, secure atau aman, senang, puas, kuat perkasa, dan merasa seolah-olah mampu melakukan tugas-tugas besar. Akan tetapi sesudah habis pengaruh obat bius itu, dia jadi lemas-lesu, loyo, tak bertenaga, tidak bergairah. Tanpa bahan narkotika hidup ini terasa gelap, tidak lengkap, serasa dunia mau tenggelam. Baru jika ia mendapatkan supply bahan narkotika lagi, ia akan merasa “hidup kembali”.
d.      Gejolak emosi remaja
Masa remaja secara tradisional dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, dimana pada masa itu emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Namun tidak semua remaja menjalani masa badai dan tekanan, namun benar juga apabila sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi usaha penyesuaian diri terhadap pola perilaku baru dan harapan sosial baru.
Pola emosi masa remaja sama dengan pola emosi masa kanak-kanak jenis secara normal dialami adalah : cinta atau kasih sayang, gembira, amarah, takut, sedih dan lainnya lagi. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu tersebut.   

2.      Dari berbagai gejolak yang dialami remaja disaat masa pubertasnya, ada faktor-faktor yang mempengaruhi gejolak tersebut.
a.       Faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas diri :
1)      Faktor Lingkungan
Faktor ini sangat mempengaruhi pembentukan identitas diri remaja. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan hidupnya akan membentuk karakter dan perilaku dikalangan remaja dan anak itu juga membentuk peristiwa-peristiwa di lingkungan hidupnya. Sehingga ada hubungan timbal balik diantara keduanya.
2)      Faktor Pribadi
Seseorang remaja yang mempunyai motivasi kuat dalam meraih sesuatu yang diharapkannya, walaupun harus jatuh bangun untuk memperolehnya, tapi ia akan tetap berusaha hingga yang diharapkannya tercapai. Dari pengalaman tersebut maka remaja akan memiliki masa depannya dengan kepercayaan diri yang tinggi.
b.      Faktor-faktor penyebab perilaku seks remaja
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perilaku seks pada remaja, diantaranya :
1)      Perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seks (libido seks) remaja.
2)      Penundaan usia perkawinan.
3)      Adanya tabu/larangan dalam masyarakat untuk melakukan prilaku seks sebelum menikah.
4)      Kurangnya informasi yang didapat remaja tentang seks dan hal-hal terkait didalamnya.
5)      Pergaulan makin bebas.
c.       Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan remaja memakai obat bius :
1)      Keinginan untuk menghindari kesulitan hidup dan konflik-konflik.
2)      Didorong oleh nafsu mendapatkan status sosial tinggi dan pengakuan atas EGO-nya, serta untuk menjaga gengsi.
3)      Keisengan oleh anak-anak muda untuk mencoba-coba karena didorong oleh rasa ingin tahu.
d.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja
Sejumlah penelitian tentang emosi remaja menunjukkan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan dan belajar. Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti dimana itu menimbulkan emosi terarah pada satu objek. Kemampuan mengingat juga mempengaruhi reaksi emosional. Dan itu menyebabkan anak-anak menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda terhadap ungkapan emosi mereka.

3.      Peran yang dapat dilakukan orangtua dalam membantu anak remaja :
a.       Memberikan pemikiran dan pertimbangan (bukan memutuskan apalagi menuntut) kepada remaja tentang alternatif penyelesaian masalah yang dihadapi.
b.      Menanamkan nilai-nilai perilaku yang baik melalui diskusi dan komunikasi dua arah.
c.       Meningkatkan kepercayaan diri pada remaja dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk memutus sendiri penyelesaian masalah yang mereka hadapi.
d.      Membantu mengembangkan potensi yang ada didalam diri remaja melalui pemberian kesempatan kepada mereka untuk memutuskan sendiri penyelesaian masalah yang dihadapi berdasarkan alternatif yang diberikan oleh orangtua. 

4.      Cara-cara yang dapat dilakukan orangtua dalam menghadapi sang anak yang sedang memasuki masa remaja
a.       Mengendalikan Pusat Emosional
Akan sangat bermanfaat sekali bagi anak remaja yang belum stabil baik perkembangan maupun emosionalnya, apabila orangtua tidak memberikan reaksi yang berlebihan terhadap suasana hati, tuntutan atau ledakan amarah mereka. Dalam menghadapi ketidak-stabilan anak remaja, orangtua harus mencoba untuk tetap stabil. Orangtua harus mengambil posisi pada “pusat emosional”, dengan membiarkan sikap dan emosi anak remaja yang tak menentu. Karena anak remaja kurang stabil, maka orangtua harus dapat mengendalikan emosi dan nampak stabil.
b.      Usaha Pengendalian
Ada tiga hal pokok yang harus dilakukan dalam menentukan batas toleransi :
1)      Orangtua harus memikirkan dan menentukan batas toleransinya sendiri mengenai apa yang diharapkan dan perilaku mana yang diinginkan atau yang tidak diinginkan dari anak remajanya.
2)      Orangtua tidak boleh menunggu sampai anak remajanya menentukan batas toleransi.
3)      Peraturan harus berubah menurut umur dan menurut tingkat tanggung jawab anak remaja.
c.       Mengisi waktu bersama-sama
Dengan hal ini akan dapat terjalin hubungan yang baik dengan remaja sehingga dapat memberikan kesempatan untuk kontak positif antar generasi. Cara yang terbaik untuk mengisi waktu bersama dengan anak remaja tergantung pada kesamaan yang dimiliki oleh orangtua dan anak. Dalam mengisi waktu bersama-sama orangtua tidak boleh melontarkan kritikan terhadap anaknya agar tidak merusak suasana.

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Masa remaja adalah masa yang penuh dengan gejolak, namun karena pondasi dasar pemikiran disaat itu belum begitu kuat, maka ia rentan menghadapi banyak ancaman, masalah, dan gejolak. Maka dari itu keterlibatan orangtua dalam masa ini sangat dibutuhkan oleh remaja. Karena orangtua adalah orang yang berperan penting dalam memberikan toleransi dan melakukan pengendalian terhadap sang anak yang sedang memasuki masa remaja. Selain itu orangtua juga harus memberikan sikap yang sewajarnya terhadap gejolak-gejolak yang sedang dalam remajanya. Sehingga kelak remaja itu akan mampu menggapai kemajuan dibidang agama, pola pikir, moral, sosial dan sebagainya.

B.     Saran
1.      Hendaknya orangtua lebih banyak terlibat dengan masalah yang dihadapi anak remajanya, agar tidak mudah terpengaruh kegejolak remaja yang bersifat negatif.
2.      Seharusnya orangtua belajar tentang banyak hal untuk dapat memahami dan menangani, masa remaja anak dengan tepat.
3.      Sebaiknya anak mempunyai pedoman atau dasar yang dapat mengendalikan gejolak yang bersifat negatif.
4.      Anak harus pandai-pandai dalam bergaul, agar tidak terjerumus ke gejolak negatif.


DAFTAR PUSTAKA

Gardner, James E. 1986. Memahami Gejolak Masa Remaja. Jakarta : Mitra Utama
Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak. Bandung : Mandar Maju
www. masaremaja. blogspot.com (7 Januari 2011)



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tawuran Pelajar dan Mahasiswa

Tawuran Pelajar dan Mahasiswa PENDAHULUAN Tawuran saat ini sudah menjadi momok bagi masyarakat. Perilaku tawuran bukan hanya men...